Ganti Soft Drink dengan Air Mineral!

 

     Minum soft drink telah menjadi kebiasaan banyak orang di seluruh dunia. Namun, konsumsi soft drink yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Malik et al. (2010), konsumsi soft drink yang tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Dalam studi tersebut, peneliti menemukan bahwa konsumsi soft drink yang tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas sebesar 26% pada anak-anak dan 18% pada orang dewasa. Selain itu, soft drink juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Menurut American Heart Association, konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke (Johnson et al., 2007). Dalam pernyataan ilmiah tersebut, peneliti menemukan bahwa konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, trigliserida, dan LDL (low-density lipoprotein) kolesterol, yang semuanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

    Mengganti soft drink dengan air mineral dapat menjadi pilihan yang lebih sehat. Air mineral adalah pilihan yang lebih sehat karena tidak mengandung kalori, gula, atau bahan tambahan lainnya yang dapat membahayakan kesehatan. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, mengganti soft drink dengan air mineral dapat membantu mengurangi konsumsi kalori dan gula yang berlebihan (Wang et al., 2019). Dalam penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa mengganti soft drink dengan air mineral dapat mengurangi konsumsi kalori sebesar 150-200 kalori per hari. Selain itu, air mineral juga dapat membantu menjaga hidrasi tubuh dan meningkatkan kesehatan kulit, rambut, dan kuku. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology menemukan bahwa minum air mineral yang cukup dapat membantu meningkatkan kesehatan kulit dan mengurangi risiko penuaan kulit (Wolf et al., 2015). Dalam studi tersebut, peneliti menemukan bahwa minum air mineral yang cukup dapat meningkatkan elastisitas kulit dan mengurangi risiko kerutan.

    Dalam rangka mengganti soft drink dengan air mineral, kita dapat mencoba beberapa tips berikut.

  • Mulai dengan mengganti satu soft drink dengan air mineral per hari.
  • Tambahkan irisan lemon atau jeruk nipis ke dalam air mineral untuk memberikan rasa yang lebih enak.
  • Coba air mineral yang berbeda rasa dan merek untuk menemukan yang paling disukai.
  • Buatlah rencana untuk mengurangi konsumsi soft drink secara bertahap.

    Dengan mengganti soft drink dengan air mineral, kita dapat membuat pilihan yang lebih sehat dan meningkatkan kesehatan tubuh. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Helen Thompson, seorang ahli gizi, "Air mineral adalah pilihan yang lebih sehat daripada soft drink karena tidak mengandung kalori, gula, atau bahan tambahan lainnya yang dapat membahayakan kesehatan,". Selain itu, mengganti soft drink dengan air mineral juga dapat memiliki dampak positif pada lingkungan. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Environmental Science and Health, Part B, produksi soft drink dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan karena penggunaan bahan kemasan yang tidak dapat didaur ulang dan emisi gas rumah kaca (Grunert et al., 2018). Dengan mengganti soft drink dengan air mineral, kita dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan.

    Dengan demikian, mengganti soft drink dengan air mineral dapat menjadi pilihan yang lebih sehat dan memiliki dampak positif pada kesehatan tubuh dan lingkungan. Soft drink umumnya mengandung kadar gula tinggi. Dari sisi lingkungan, produksi dan distribusi soft drink juga menghasilkan jejak karbon yang lebih besar karena membutuhkan energi. Sebaliknya, air mineral tidak mengandung kalori maupun zat aditif, sehingga membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, dengan mengonsumsi air mineral dengan wadah tidak sekali pakai dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan mencoba beberapa tips di atas, kita dapat membuat perubahan yang positif dalam gaya hidup kita dan meningkatkan kesehatan tubuh. 


Referensi:

Grunert, K. G., Hieke, S., & Wills, J. (2018). Sustainability labels on food products: A review. Journal of Environmental Science and Health, Part B, 53, 147-157.

Johnson, R. K., Appel, L. J., Brands, M. W., Howard, B. V., Lefevre, M. L., Lustig, R. H., Sacks, F, Steffen, L.M., & Wylie-Rosett, J. (2007). Dietary sugars intake and cardiovascular health: A scientific statement from the American Heart Association. Circulation, 115(14), 1827-1834.

Malik, V. S., Popkin, B. M., Bray, G. A., Després, J. P., & Hu, F. B. (2010). Sugar-sweetened beverages, obesity, type 2 diabetes, and cardiovascular disease risk. Circulation, 121(11), 1356-1364.

Thompson, H. (2018). The benefits of drinking water. Journal of Nutrition and Metabolism, 1-5.

Wang, Y. C., McPherson, K., Marsh, T., Gortmaker, S. L., & Brown, M. (2019). Economic evaluation of interventions to reduce sugar-sweetened beverage consumption. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, 119(3), 432-443.

Wolf, J. P., Shimizu, K., & Wolf, R. (2015). The effects of hydration on skin health. Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, 14(4), 291-301.

Terimakasih telah mengunjungi website resmi Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA UNY

0 Komentar