Jaringan Seluler 5G Dapat Menyebabkan Kanker?


 






Apa yang dimaksud dengan 5G? Sederhananya, 5G merupakan kependekan dari "5th Generation". 5G yang disebut-sebut oleh semua orang sebagai “next generation of wireless networks” merupakan teknologi baru yang bertujuan untuk meningkatkan bandwidth data antar pengguna di seluruh dunia. Dengan teknologi ini, jumlah data yang sangat besar dapat dikirim dengan lebih cepat dan efisien. Seperti halnya semua teknologi baru, datangnya 5G diikuti dengan kekhawatiran dalam bidang kesehatan, khususnya pada tubuh manusia. Berbagai macam teori konspirasi mengenai 5G sudah mulai menyebar di seluruh dunia. Namun, apakah 5G itu sebenarnya dan amankah bagi tubuh manusia ?

Sebelum kita membahas dampak 5G terhadap kesehatan, ada baiknya kita mengenali apa itu sebenarnya koneksi 2G hingga 5G. Jika kamu melihat gambar sinyal di pojok HP-mu, di sana juga tertulis jenis jaringan seluler yang kamu pakai. Jaringan tersebut bisa jadi 2G (GPRS), 2.5G (EDGE), 3G (HSPA, Enhanced HSPA) atau 4G (LTE). Namun, kini terdapat standar terbaru yaitu 5G. Jaringan 5G secara teori dapat mencapai kecepatan maksimal 10 Mbps atau 100 kali lebih cepat dari 4G.

 Jaringan seluler 2G hingga 5G tersebut dapat dikategorikan sebagai radiasi. Namun sebelum itu, kalian perlu mengetahui bahwa radiasi tersebut bukan merupakan radiasi yang berbahaya. Secara umum, radiasi dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu radiasi ionizing dan non-ionizing. Perbedaan kedua tipe radiasi ini adalah besarnya energi yang terdapat di dalamnya. Ionizing memiliki energi yang sangat besar, sehingga dapat menyebabkan proses ionisasi. Ionisasi adalah peristiwa terlepasnya elektron dari atom. Peristiwa inilah yang bisa menyebabkan perubahan kimia, seperti menghancurkan struktur biologis makhluk hidup. Radiasi ionizing  ini mencakup antara lain radiasi UV, radiasi x-ray, dan radiasi gamma. Radiasi ini berbahaya apabila paparannya berlebihan. Itulah alasan mengapa kita selalu berusaha untuk mengurangi paparan terhadap radiasi ionizing tersebut.






Sedangkan gelombang radio, microwave, dan infrared merupakan golongan dari radiasi non-ionizing. Gelombang 2G hingga 5G juga terdapat pada spektrum ini. Mengenai efek samping 5G terhadap tubuh manusia, banyak peneliti  menemukan bahwa paparan terhadap 5G dapat menyebabkan pemanasan dalam tubuh kita. Hal ini disebabkan karena non-ionizing radiation memiliki energi yang cukup untuk menggerakkan atom yang kemudian dapat menimbulkan pemanasan. Seorang profesor Bioteknologi dari Pennsylvania State University, Prof. Kenneth Foster, pernah memaparkan bahwa pada tingkat paparan tinggi, radiasi gelombang radio (RF) memang bisa berbahaya bagi tubuh, seperti kulit terbakar dan kerusakan termal lainnya. Namun, hal tersebut akan berbahaya bagi orang yang berada dekat dengan pemancar frekuensi radio berdaya tinggi.

Namun, pemanasan ini tidak terlalu membahayakan. Lalu apakah 5G dapat dikatakan aman? WHO mengategorikan 5G dengan potensi karsinogenik 2B yang berarti ada kemungkinan walaupun belum definitif bahwa 5G dapat menyebabkan kanker. Namun, harus dipahami juga bahwa kategori 2B ini merupakan faktor risiko yang sangat rendah dan banyak benda yang kita gunakan sehari-hari mengandung senyawa dalam kategori ini seperti uang logam (mengandung nikel), kopi dan rempah-rempah seperti kayu manis (mengandung caffeic acid).

 Tidak sepenuhnya 5G tidak berisiko menimbulkan kanker. European Parliamentary Research Service (ERPS) mengatakan untuk gelombang elektromagnetik dengan frekuensi antara 10 GHz hingga 300 GHz harus dibatasi kepadatan energinya untuk menghindari pemanasan jaringan yang ada di dekat tubuh manusia. Hal ini penting karena 5G tidak dapat menembus beberapa objek dan hanya dapat menjangkau jarak yang lebih pendek dari 4G sehingga sumber dari provider 5G harus selalu berdekatan dengan penggunanya. Pada akhirnya yang penting untuk kita ingat adalah segala inovasi baru harus kita pertimbangkan apakah hal-hal yang diberikan 5G sebanding dengan kemungkinan risiko yang diberikannya.

Pada kenyataannya, kita semua menggunakan internet. Oleh karena itu, internet yang secepat kilat pastinya akan memberikan peningkatan kinerja semua sektor di masyarakat. Mulai dari mengunduh film dalam hitungan detik, menonton film dengan kualitas 4K, hingga proyek perusahaan seperti pemrosesan data untuk mobil seperti Tesla yang bisa mengemudi sendiri. Hingga kini, teknologi 5G masih menjadi pertimbangan dan penelitian terhadap risiko 5G tetap berlangsung untuk sementara. Intinya tidak sepenuhnya kita menolak kedatangan 5G. Bagaimana menurut kalian? Apakah sudah tidak sabar untuk menanti kedatangan 5G di Indonesia? 

(Nadya)

 

Sumber:

YouTube Neutron

https://medium.com/upskilling/how-5g-actually-works-and-does-it-really-cause-cancer-fd79ba3bd08b

https://www.intel.com/content/www/us/en/wireless-network/what-is-5g.html

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah mengunjungi website resmi Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA UNY